Minggu, 21 Oktober 2012

TUGAS ALAM SEMESTA



ALAM SEMESTA                              

A.  Pendahuluan

 

         Keberadaan alam semesta ini, tidak terlepas dari keberadaan Brahman ( tuhan ). Dalam kurun waktu Brahman menciptakan semua yang ada dimulai dari masa sastri,dan pada suatu saat jika beliau menghendaki dunia ini kembali seperti semula ( tidak ada ) pada masa itu disebut dengan masa Pralaya. Ajaran Hindu meyakini adanya Sang Hyang Widhi Wasa yang bersifat maha pencipta, pengasih dan pemurah.Dengan semua sifat inilah beliau mampu menciptakan Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

 

 

B.   Pengertian Bhuana Agung dan Bhuana Alit

 

Bhuana Agung

         Bhuana Agung terdiri dari dua kata yaitu Bhuana dan Agung. Bhuana berarti dunia, jagat, benua, sedangkan Agung berarti besar, mulia, luhur. Bhuana Agung disebut juga Makrokosmos, Alam semesta, jagat raya, alam besar, brahmanda. Yang menciptakan Bhuana Agung ialah Brahman hal ini tertuang dalam Kitab Brhad Aranyaka Upanisad.

Bhuana Alit

         Bhuana Alit juga disebut Mikrokosmos ,Bhuana Alit berarti Bhuana yang kecil dan merupakan isi dari alam semesta( manusia,binatang,tumbuh-tumbuhan dan lainnya ). Yang menciptakan Bhuana Alit ialah Brahman.

 

C.   Terciptanya Proses Bhuana Agung dan Bhuana Alit

 

 

Bhuana Agung

         Pada saat Dunia ini ada disebut dengan masa Srasti atau Brahmadiva.Menurut ajaran Agama Hindu dinyatakan bahwa Alam Semesta ini berasal dari Bhatara Siva. Beliau disebut juga Rudra, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Prosas terjadinya Alam Semesta berjalan secara bertahap, dimulai dari tahap yang halus hingga tahap yang kasar(nyata).Disebutkan bahwa ada 12 jenjangan dalam menciptakan Bhuana Agung yang disebut dengan istilah tattwa rwawelas dalam proses ini terjadi beberapa tahapan yaitu : Bhatara Siva (Rudra), sang purusha(Brahma), awyakta(Wisnu),budhi yang bersifat sattwa, ahamkara yang bersifat rajah, Panca Tanmatra yang bersifat tamah, manah, akasa, bayu, agni, apah, dan pertiwi.Unsur-unsur tersebut kemudian berevolusi sesuai dengan tahapannya membentuk Alam Semesta. Alam Semesta inilah yang yang didalam kitab Purana (Brahmanda Purana) disebut dengan istilah Brahmanda “Telor Tuhan”.

 

 

 

Bhuana Alit

         Setelah Tuhan menciptakan Alam semesta, berkehendaklah beliau menciptakan isi yang akan menempati Alam Semesta seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, dan Manusia.

Manusia disebut-sebut sebagai mahluk yang paling tinggi tingkatannya diantara mahluk yang lain.Manusia mengalami siklus yang panjang dan berawal dari Bayi hingga mencapai Dewasa, dapat dijelaskan bahwa bayi terlahir dari karma petak dengan karma bang yang mengalami proses penyatuan dan akhirnya terciptalah seorang bayi. Diantara semua mahluk yang ada manusia merupakan mahluk yang paling mulia. Manusia dapat berbuat baik dan buruk serta dapat mengurangi perbuatan buruknya dan menambah perbuatan yang baik. Menjadi manusia sepatutnya bersyukur karena sungguh sulit menjelma menjadi manusia meskipun hanya sebagai menusia yang hina.

           Dijelaskan lebih lanjut Makhluk hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa setelah terciptanya alam semesta ini adalah:

a.       Kelompok Eka Pramana, yaitu makhluk hidup yang memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yakni Bayu. Makhluk hidup ini disebut “Sthawara”, yaitu makhluk hidup yang tidak dapat berpindah-pindah seperti tumbuh-tumbuhan.

 

Yang tergolong “Sthawara” adalah:

1)      Trana (bangsa rumput)

2)      Lata (bangsa tumbuhan menjalar)

3)      Taru (bangsa semak dan pepohonan)

4)      Gulma (bangsa pohon yang bagian luar pohon bersangkutan berkayu keras dan bagian dalamnya berongga atau kosong)

5)      Janggama (bangsa tumbuhan yang hidupnya menumpang pada pohon yang lain)

 

b.      Kelompok Dwi Pramana, yaitu makhluk hidup yang dalam hidupnya memiliki dua kekuatan yakni Bayu dan Sabda. Makhluk hidup ini disebut Satwa atau Sato yaitu bangsa binatang yang pada umumnya bersifat buas, namun diantaranya ada yang bersifat jinak terutama yang mendapat pendekatan secara manusiawi.

 

Yang tergolong Satwa atau Sato:

1)      Swedaya (bangsa binatang bersel satu)

2)      Andaya (bangsa binatang yang bertelur)

3)      Jarayudha (bangsa binatang yang menyusui)

 

c.       Kelompok Tri Pramana, yaitu makhluk hidup yang memiliki tiga kekuatan dalam hidupnya yakni Bayu, Sabda, dan Idep. Makhluk hidup ini disebut Manusya. Manusya atau manusia adalah makhluk yang paling sempurna karena telah memiliki pikiran.

 

Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna diklasifikasikan sebagai berikut:

1)      Nara Mega (manusia binatang)

2)      Wamana (manusia kerdil)

3)      Jatma (manusia yang paling sempurna)

Jenis-jenis manusia antara lain:

1)      Manusia laki-laki (Purusa)

2)      Manusia perempuan (Pradana)

3)      Manusia banci

 

Manusia sebagai makhluk tertinggi kelahirannya mengalami siklus yang panjang. Mulai dari bayi dalam kandungan berkat pertemuan antara Kama Petak/Sukla dan Kama Bang/Swanita. Kama Petak/Sukla adalah sel laki-laki atau sperma yang disimbulkan dengan Sang Hyang Smara. Kama Bang/Swanita adalah sel wanita atau telur/ovum yang disimbulkan dengan Dewi Ratih. Dalam Lontar Anggastyaprana, pertemuan Kama Petak dengan Kama Bang disebut Sang Ajursulang. Sampai akhirnya pertemuan tersebut membentuk sygote dan mengalami proses pertumbuhan dalam rahim sang ibu yang semakin hari semakin membesar serta mengubah dirinya sehingga akhirnya membentuk dan lahirlah seorang bayi “Bhuana Alit”.

           Kelahiran manusia sebagai makhluk hidup (Bhuana Alit) merupakan wujud yang mulia karena semuanya itu bersumber dari Tuhan. Dengan demikian kita hendaknya mensyukuri dan mengabdikan diri demi kepentingan dharma.

 

 

 

D.    Sloka dan Mitologi Penciptaan Bhuana Agung dan Bhuana Alit

 

 

Bhuana Agung

            Kitab suci weda dan sastra Agama Hindu banyak menyebutkan tentang terciptanya alam semesta. Berikut ialah beberapa petikan Sloka yang dimaksud :

Kitab Chandayoga Upanisad menyebutkan bahwa :

 

Idam wa agranaiwa kincit asit,sadwa saumnya idam agar  asit,ekam eva adwitya”.

 

Artinya :

Sebelum diciptakkannya manusia dan alam semesta,semuanya tidak ada apa-apa. Sebulum alam semesta diciptakan hanya Sang Hyang Widhi yang ada, maha esa tidak ada duanya

                                                                                                      (Manavadharmasastra I.5)

“Tapo wacam ratim caiwa kamam ca krodhamewaca, Srstim sasarja caiwemam srastumicchannimah prajah”.

Artinya :

Ketawakalan,ucapan,kesenangan,nafsu,dan kemarahan dan segala isi alam, Tuhan menciptakan karena ingin menciptakan segala mahluk ini.

                                                                                                (Manawadharmasastra I.25)

“Apareyan itas tv anyam prakrtim vidhi param, jivabhutan mahabaho yayedam dharyate jagat”.

Artinya :

Inilah unsure alam ku yang lebih rendah ketahuilah sifatku lebih tinggi oh mahabahu,unsur hidup yaitu jiwa yang mendukung alam semesta.

                                                                                                (Bhagawadghita VII.5)

Demikianlah pada awalnya alam semesta ini, sebulum Tuhan menciptakannya tidak ada apa-apa hanya beliau yang ada dan keberadaannya tidak dapat terlihat.Setelah beliau menciptakannya secara bertahap semuannya menjadi ada.

Prakrti adalah asas kebendaan, memiliki Tri Guna: Satwam, Rajas, Tamas. Satwam adalah unsure Tri guna yang memiliki sifat dasar terang atau menerangi. Rajas adalah unsure Tri Guna yang memiliki sifat dasar aktif dan dinamis, sedangkan Tamas adalah unsure Tri Guna adalah unsure Tri guna yang memiliki sifat gelap atau berat. Sebagai akibat adanya kerjasama antara Purusa dan Prakrti tersebut menyebabkan kekuatan Tri guna menjadi tidak seimbang. Pada mulanya kekuatan Satwam lebih besar dari Rajas dan Tamas maka lahirlah yang disebut “ Mahat “. Yang berarti “Maha Agung”. Dari mahat ini muncullah Budhi. Budhi adalah asas atau benih kewajiban yang tertinggi, fungsinya adalah untuk menentukan keputusan. Budhi adalah bersifat Satwam sehingga keputusanya bersifat bijaksana. Selanjutnya dari budhi inilah lahir yang disebut dengan nama “ahamkara”, yaitu asas kedirian atau individualis. Kemudian dari ahamkara ini lahirlah yang disebut manas, yaitu akal atau pikiran yang berfungsi untuk berpikir. Bersumber dari manas selanjutnya lahirlah Panca tan matra. Panca tan matra adalah lima unsure zat yang bersifat sangat halus yang terdiri dari :

1. Sabda tan matra (sari suara)

2. Sparsa tan matra (sari rabaan)

3. Rupa tan matra (sari warna)

4. Rasa tan matra (sari rasa)

5. Gandha tan matra (sari bau)

Dalam perkembangan selanjutnya maka munculah Panca Maha bhuta. Panca Maha Bhuta adalah lima macam unsure zat alam yang bersifat kasar, terdiri dari :

·         Akasa (ether atau ruangan)

·         Wahyu (hawa atau udara)

·         Teja (api)

·         Apah (air)

·         Perthiwi (tanah)

Unsur-unsur Panca Maha Bhuta ini berevolusi serta menyempurnakan bentuknya maka terciptalah Brahmanda-brahmanda. Salah satunya adalah bumi kita ini. Bumi sebagai tempat mahluk hidup keberadaanya berlapis lapis. Lapisan menuju ruang jagat raya disebut Sapta Loka yang terdiri dari :

·         Bhur loka (alam manusia)

·         Bhuwah loka (alam pitra)

·         Swah loka (alam dewa)

·         Maha loka

·         Jana loka

·         Tapa loka

·         Satya loka

Tingkatan tingkatan lapisan tersebut terjadi sebagai akibat dari kuat atau lemahnya menuju panas inti bumi atau Kalagni Rudra disebut sapta patala, yang terdiri dari:

·         Patala (kulit bumi)

·         Watala

·         Nitala

·         Maha –tala

·         Sutala

·         Tala-tala

·         Rasa tala

Lebih dari sapta patala disebutkan masih terdapat 2 lapisan lagi yang disebut, Balaga darba Maha Naraka (ruang perantara di dalam bumi) dan kalagni rudra (ruang inti bumi) yang mempunyai suhu panas sangat hebat. Demikianlah sastra sastra agama menjelaskan tentang asal mula alam semesta beserta unsure unsurnya yang sangat halus bersumber dari Tuhan. Unsure tersebut dievokusi pada “Srsti” sehingga menjadi keras atau padat, dan nanti pada saat peleburan “Pralaya” dijadikan sangat halus oleh –Nya.

 

 

E.   Proses Pralaya Bhuana Agung dan Bhuana Alit

Pralaya adalah masa dimana alam semesta ini tidak ada. Proses pralaya menurut susastra Hindu digambarkan sebagai berikut ;

 

1.      Dimulai dari hancurnya ikatan api atau matahari yang kemudian menyebar keseluruh alam semesta.

2.      Dari sebaran api yang sangat dahsyat ini menyebabkan semua zat cair menguap, semua zat pada meleleh kemudian menguap.

3.      Semua mahluk hidup mati dan hancur.

4.      Unsur-unsur Panca Maha Bhuta kembali menjadi atom yang amat halus sekali.

5.      Alam jagat raya dipenuhi hawa panas kemerahan dan dentuman halilintar yang sambung-menyambung dengan dahsyat.

6.      Selanjutnya alam semesta menjadi tidak ada selama satu kalpa atau kurang lebih 432 juta tahun manusia.

7.      Pada saat alam ini tidak ada Brahman menarik kembali semua manifestasi beliau di alam kemudian menjadikan diri dalam wujud sepi, kosong dan hampa. Pada kondisi seperti ini beliau disebut Paramasiwa atau Nirguna Brahman.

Tidak ada komentar: